Saat kuingat semua kenangan lama, aku semakin malas untuk menyelesaikan semua misi omong kosong ini. Semua ini kebohongan, hanya itu yang di pikiranku saat ini ketika kuingat semua kenangan itu.
"Tri! Mana kunci mobilku? Biarkan aku pergi sebentar untuk menenangkan pikiranku!"
"Ini kunci mobilmu! Jangan terlalu lama kau pergi, masih banyak yang harus kita selesaikan!" sahut Tri.
Djosh hanya tersenyum seperti biasanya melihatku pergi. Aku merasa aneh, sepertinya Djosh tahu apa yang akan terjadi dan ia juga tahu apa yang kupikirkan saat ini. Akhir-akhir ini aku semakin sering memikirkan Djosh. Ah, biarkan saja. Toh, Djosh memang tampan. Kubawa mobil ford-ku melintasi hutan bambu untuk pergi ke pusat perbelanjaan di Kota. Sedikit minum Jack Daniels di bar mungkin akan menenangkan pikiranku. Satu gelas, dua gelas, tiga gelas. Tidak terasa sudah tiga gelas aku minum. Sepertinya saraf-saraf sadarku mulai bergerak semaunya dan halusinasi mulai menggelayuti otakku.
Duduk di pojok samping bar membuatku dapat melihat keluar. Orang-orang yang hilir mudik. Seketika alkohol membuatku berhalusinasi. Kulihat semua yang ada ini berubah mengerikan. Muka-muka iblis hilir mudik di depanku berteriak minta dibebaskan, menarikku ke dalam neraka kehancuran, semuanya hancur, hanya debu abu-abu yang ada menjadi santapan bagi orang-orang di sana. Apakah aku ingin semua ini terjadi? Memang aku adalah seorang pelacur dan aku lebih suka menjadi pelacur dibandingkan menyelamatkan dunia dan menyelesaikan misi omong kosong ini. Mendapatkan uang dan kenikmatan, itulah konsep dasar yang sangat kusukai menjadi pelacur. Tapi aku tidak mempunyai suatu tujuan hidup. Sejak aku mendapat misi ini aku memiliki tujuan hidup yang selama ini telah kulupakan. Aku tersadar di tengah semua halusinasi itu. Dan kumantapkan hatiku untuk segera menerima misi.
Kutancap gas menuju ke rumah Tri. Aku sudah siap untuk segera menyelesaikan misi yang akan mereka berikan. Aku tidak akan lari dari semua kenyataan ini. Akan kuhadapi semua ini, semua takdirku menjadi seorang Forgessa 77. Kutapaki jalan setapak di halaman rumah Tri untuk segera mengatakan kepadanya, " cepat kita selesaikan semua ini!"
"Memangnya kami ingin berlama-lama menyelesaikannya? Dasar bodoh!!" jawab Tri dengan tersenyum miris.
Djosh, yang sudah berada di ruang rapat dengan berbagai rencana lain Consdafold untuk mengagalkan rencana Snakom, segera menyuruhku duduk.
"Kita tutup sebentar semua rencana tadi. Saya akan menjelaskan misimu, Gessa, dan misimulah yang memegang peranan penting bagi semua rencana kita!" tutur Djosh.
Sunday, March 16, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment