Sunday, March 23, 2008

19 - FAP

Forgessa menatap lesu segelas air di hadapannya. Dalam beberapa menit, rapat rahasia Consdafold akan dimulai, dan dia benar-benar tidak berminat untuk mengikutinya. Sudah berkali-kali dia meminta Djosh untuk mengizinkan dirinya untuk tidak rapat. Namun Forgessa adalah pemain krusial dalam perang ini, tentu Djosh menolak permintaannya.
“Forgessa, bagaimana misimu?” tanya Djosh membuyarkan lamunannya. Forgessa tidak sadar bahwa rapat telah dimulai.
“Tenang saja. Si Abdul itu bukan apa-apa,” jawab Forgessa malas sambil mengibaskan tangan kanannya.
“Baiklah kalau begitu. Bagaimana dengan yang lain? Ada kemajuan? Ya, Scalligus?” lempar Djosh lagi pada anak buahnya.
“Belum ada kemajuan yang berarti,” jawab Scalligus. “SnakOm tampaknya belum siap untuk mengambil langkah-langkah drastis. Mereka belum memecahkan telur apapun.”
“Baiklah…”
Rapat pun terus berlanjut. Forgessa diam saja, tidak berminat untuk bergabung sama sekali. Alangkah lega dirinya saat rapat itu selesai. Forgessa langsung bergegas menuju mobilnya agar segera pergi dari sana. Sialnya mobil tuanya tiba-tiba tidak bisa dinyalakan.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang pemuda tampan yang tiba-tiba muncul di samping jendela Forgessa. Forgessa tampak mengingat-ingat sebentar.
“Anda yang bernama sandi Scalligus, ya?”
“Betul sekali. Ada masalah dengan mobilnya?” tanya Scalligus dengan senyum ramah. Forgessa hanya mengangkat bahu.
“Boleh menumpang?” kata Forgessa.
“Tentu! Silakan!”
Tanpa banyak komentar, Forgessa pun menaiki mobil Scalligus. Forgessa tak banyak bicara. Entah mengapa dia sudah mulai jenuh. Sementara Scalligus sendiri terus mengoceh tanpa henti.
“Scalligus, aku turun di sini saja,” sela Forgessa saat mobil Scalligus berhenti di lampu merah. Sebelum Scalligus sempat menghentikannya, Forgessa sudah berlalu.
Apa mauku sekarang?


Random 5 menatap Forgessa dari layar pengintai. Sulit. Ternyata Forgessa lebih sulit untuk ditembus dari yang dipikirkannya. Dia terlalu meremehkan Forgessa.

No comments: